SISTEM AKUNTANSI BIAYA MENURUT PESANAN
PENETAPAN SISTEM AKUNTANSI MENURUT PESANAN
Hal
yang utama dalam penerapan sistem akuntansi biaya menurut pesanan, bahwa
pencatatan bentuk tolak dari dokumen - dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk
ayat - ayat jurnal dan juga dokumen ini penting bagi pimpinan untuk membuat
perencanaan serta untuk tindakan pengendalian mengenai cara, prosedur dan
penerapan terdapat persamaan dengan sistem akuntansi biaya menurut proses,
misalnya : untuk memperoleh bahan, menyimpan dan mengeluarkannya.
BAHAN MENTAH (RAW MATERIALS)
Bahan
baku yang dibutuhkan dengan membuat Surat Permintaan Pembelian (purchase
requisition). Surat ini sebagai pedoman bagian pembelian untuk
melaksanakan pemesanan atau dasar untuk mengirim order pembelian (purchase
order).
Selanjutnya,
petugas pembelian setibanya pesanan akan mengadakan pemeriksaan, apakah jumlah
tersebut sesuai atau tidak dengan pesanan yang dilakukannya. Setelah mendapat
persetujuan. Bagian pembelian mengeluarkan bukti penerimaan bahan (receiving
report) yang memuat sejumlah barang serta keadaan barang yang diterima.
Penerimaan dicatat dengan mendebit perkiraan bahan baku (material) dan
sebaliknya untuk perkiraan bahan baku (material) dan sebaliknya untuk
perkiraan hutang dagang (kas dicatat di sebelah kredit) Perkiraan bahan baku di
dalam buku besar merupakan perkiraan pengendali yang dibuat per jenis bahan
baku dan merupakan sub buku besar yang dinamakan Buku bahan baku (Material
ledger).
Bagian
produksi memulai aktivitasnya dengan membuat bon pengeluaran (material requisition)
bahan dalam beberapa rangkap selembar untuk bagian gudang sebagai permintaan
bahan, selembar untuk bagian pembukuan sebagai dasar pencatatan mengenai
kuantitas. Harga perunit dan nilainya masing -masing diperkirakan bahan baku. Ikhtisar
mengenai bon pengeluaran bahwa secara periodik merupakan bukti untuk
memindahkan biaya bahan baku dan perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan
pengendalian barang dalam proses (work in proces) dan biaya fabrikase (factory
overhead).
Bagian
produksi memulai aktivitasnya dengan membuat bon pengeluaran (material requisition)
bahan dalam beberapa rangkap selembar untuk bagian gudang sebagai permintaan
bahan, selembar untuk bagian pembukuan sebagai dasar pencatatan mengenai
kuantitas. Harga perunit dan nilainya masing -masing diperkirakan bahan baku. Ikhtisar
mengenai bon pengeluaran bahwa secara periodik merupakan bukti untuk
memindahkan biaya bahan baku dan perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan
pengendalian barang dalam proses (work in proces) dan biaya fabrikase (factory
overhead).
Untuk
pencatatan bahan baku sebaiknya diterapkan sistem balance permanen, karena akan
diperoleh manfaat - manfaat sebagai berikut :
- Memungkinkan perhitungan persediaan secara phisik dapat dilaksanakan secara merata dan tidak menumpuknya pekerjaan pada akhir periode.
- Penetapan pembebanan bahan baku ke pekerjaan dan biaya fabrikase dapat dilakukan secara tepat dan cepat
- Keuntungan lainnya untuk mengetahui perbedaan -perbedaan antara jumlah sebenarnya dengan jumlah menurut pembukuan.
UPAH (WAGES)
Upah
buruh adalah biaya yang tidak terwujud, tidak seperti pemakaian bahan baku maka
untuk sistem ini harus dilakukan dengan seksama mengenai perlakuan upah
langsung, Supaya :
- Dapat ditetapkan jumlah yang tepat mengenai upah yang harus dibayarkan kepada buruh didalam periode pembayaran upah.
- Pembebanan yang tepat atas biaya buruh ke perkiraan Biaya Fabrikase dan masing - masing pesanan
Jumlah
jam kerja para buruh biasanya dicatat kedalam kartu jam (stock card)
yang disebut juga dengan kartu keluar masuk (in and out cards). Jam
kerja dari setiap buruh untuk setiap pekerjaan atau biaya fabrikase dicatat
dalam kurun waktu (time ticket/time card).
BARANG DALAM PROSES (WORK IN PROCES)
Untuk menyelesaikan suatu produk terdapat 3 unsur biaya yaitu :
●
Bahan langsung (Direct Materials)
●
Upah langsung (Direct labor)
●
Biaya fabrikase (Factory overhead)
Ketiganya
akan dialokasi kan ke perkiraan Barang dalam proses dengan angka yang sudah
diikhtisarkan terlebih dahulu, sedangkan perincian mengenai pemakaian bahan,
upah langsung atau biaya fabrikase dapat dilihat dari kartu pekerjaan (Job
cust sheet).
Pencatatan
ke job cost sheet diambil dari bon -bon pengeluaran bahan kartu waktu
yang memuat perinciannya. Setelah pekerjaan selesai, maka data ini
diikhtisarkan sehingga dapat diketahui biaya per unit. Data sebagai dasar untuk
memuat jurnal dengan cara mendebit perkiraan hasil selesai (finishing goods)
dan mengkredit perkiraan barang dalam proses (work in process).
HASIL SELESAI DAN HARGA POKOK PENJUALAN
Perkiraan hasil selesai merupakan perkiraan pengendali (controlling account) disebabkan angka yang dicatat ke dalam perkiraan ini hanya merupakan ikhtisar dari buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang mempunyai perkiraan - perkiraan untuk tiap - tiap barang yang dihasilkan
Perkiraan
yang mencatat setiap barang yang dihasilkan dinamakan buku besar hasil selesai
(finished goods ledger or stock ledger). Bentuk perkiraan dalam buku
besar hasil selesai tergambar di bawah ini.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar